
Sipirok (Humas). Di sudut hijau Kabupaten Tapanuli Selatan, berdiri madrasah yang penuh dengan semangat pembelajaran, MAN Tapanuli Selatan. Di antara banyak guru inspiratif di sana, nama Sanusi kerap kali menjadi sorotan. Bukan hanya karena ketekunan dan dedikasinya sebagai pendidik, tetapi juga karena latar belakangnya yang istimewa sebagai seorang qori. Sanusi telah mengabdikan dirinya untuk membina generasi muda yang memiliki minat dan bakat dalam seni tilawah Al-Qur’an. Di MAN Tapanuli Selatan, ia mengajar Qur’an Hadits.
Berawal dari Kecintaan pada Al-Qur’an
Sanusi, pria berusia 28 tahun asal Suka Dame, Kecamatan Hulu Sihapas, Kabupaten Padang Lawas Utara telah menekuni seni tilawah sejak tsanawiyah di pondok pesantren. Ia menemukan kecintaannya pada Al-Qur’an dan seni tilawah di pondok pesantren. Oleh gurunya, ia diajari dari dasar. Keindahan lantunan ayat suci yang sering ia dengar melalui kaset, seperti Muammar ZA, serta lantunan yang sering ia dengar melalui orang-orang di sekitarnya menginspirasinya untuk mendalami ilmu tajwid dan irama tilawah. Bakatnya berkembang hingga ia beberapa kali menjadi juara dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di tingkat kabupaten.
“Tilawah bukan hanya tentang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan indah, tetapi juga tentang menyampaikan pesan-pesan agama kepada pendengar,” ujar Sanusi dengan senyum penuh makna.
Membina Klub Tilawah di MAN Tapanuli Selatan
Sejak bergabung dengan MAN Tapanuli Selatan sebagai guru, Sanusi membawa semangat yang sama untuk membagikan ilmunya kepada para siswa. Melihat banyaknya potensi yang belum tergali di kalangan siswa, ia membentuk Klub Tilawah. Klub ini menjadi wadah bagi siswa yang ingin mendalami seni membaca Al-Qur’an dengan indah dan benar.
Setiap hari Senin dan Kamis, mushalla atau ruang serbaguna madrasah dipenuhi lantunan merdu suara para siswa yang berlatih di bawah bimbingan Sanusi. Ia mengajarkan mulai dari teknik dasar seperti makharijul huruf dan tajwid, hingga penguasaan irama yang beragam seperti Bayyati, Shoba, dan Hijaz. Sanusi juga kerap memberikan motivasi kepada siswanya agar tidak hanya menjadi qori yang handal, tetapi juga pribadi yang berakhlak mulia.
“Pak Sanusi sangat baik dan sabar dalam mengajarkan kami. Beliau juga sering memberikan contoh langsung sehingga kami mudah memahami teknik yang diajarkan,” ujar Hendra, salah satu anggota Klub Tilawah.
Mencetak Generasi Berprestasi
Di bawah bimbingan Sanusi, Klub Tilawah MAN Tapanuli Selatan telah mencetak berbagai prestasi membanggakan. Siswa-siswa binaannya kerap menjadi juara dalam lomba MTQ tingkat kecamatan dan kabupaten. Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika seorang siswa, Borkat Slamat Batubara, berhasil meraih juara pertama MTQ tahun lalu.
“Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras semua pihak, terutama para siswa yang tidak kenal lelah berlatih. Saya hanya menjadi perantara,” ujar Sanusi dengan rendah hati.
Menginspirasi dengan Keteladanan
Bagi Sanusi, mengajar bukan hanya soal menyampaikan ilmu, tetapi juga memberi keteladanan. Ia selalu berusaha menunjukkan akhlak yang baik dalam kesehariannya, baik di dalam maupun di luar madrasah. Hal ini membuatnya tidak hanya dihormati sebagai guru, tetapi juga sebagai panutan oleh siswa dan rekan sejawat.
Semangat dan dedikasi Sanusi telah membawa angin segar bagi dunia pendidikan di MAN Tapanuli Selatan. Melalui perannya sebagai seorang qori sekaligus pendidik, ia telah membuktikan bahwa seni tilawah Al-Qur’an bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an dan membangun generasi muda yang berkarakter.
Sanusi berharap, apa yang ia lakukan dapat menjadi inspirasi bagi guru lainnya untuk terus membina dan mendukung potensi siswa di berbagai bidang. “Setiap anak punya bakatnya masing-masing. Tugas kita adalah membantu mereka menemukannya dan mengembangkannya sebaik mungkin,” tuturnya menutup percakapan dengan penuh harap. (ali)