
Tapanuli Selatan, (Humas) – 24 Juli 2025 Pada malam Kamis yang penuh semangat, tepat pukul 20.00 WIB, suasana grup WhatsApp
resmi MAN Tapanuli Selatan terlihat lebih aktif dari biasanya. Kepala
Madrasah, Juhan Siregar, S.Pd., M.Pd., menginstruksikan seluruh guru dan
tenaga kependidikan untuk mengikuti Launching Kurikulum Cinta Madrasah
yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Kementerian
Agama Republik Indonesia.
Melalui pesan singkat tersebut, beliau meminta partisipasi aktif dari seluruh warga madrasah untuk menyimak acara tersebut dan mengisi absensi melalui kolom live chat sebagai bukti keikutsertaan. “Ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap pekerjaan dan tanggung jawab kita sebagai pendidik. Kita harus peka terhadap arah kebijakan pendidikan yang sedang dijalankan,” tegas beliau.
Kurikulum Cinta Madrasah adalah sebuah inovasi dari Kementerian Agama RI yang menekankan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan persaudaraan dalam proses pendidikan, terutama di lingkungan madrasah. Kurikulum ini dirancang untuk membentuk generasi yang lebih toleran, inklusif, dan memiliki karakter cinta damai.
Tujuan utama dari Kurikulum Cinta Madrasah antara lain:
• Menanamkan nilai kasih sayang dan toleransi, baik terhadap sesama warga madrasah maupun lintas agama.
• Membangun rasa persaudaraan antarumat beragama dan antarindividu dalam lingkungan sekolah.
• Mengembangkan pendekatan pembelajaran yang humanis, yang menghargai proses, bukan hanya hasil akademik.
• Mencegah penyebaran ajaran kebencian, dengan memperkuat pemahaman keagamaan yang damai dan moderat.
• Menguatkan identitas bangsa, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kebhinekaan.
Kurikulum ini tidak hanya akan diterapkan dalam mata pelajaran keagamaan, namun akan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran dan kegiatan pembinaan karakter siswa. Beberapa program unggulan yang menjadi bagian dari implementasi kurikulum ini antara lain:
• Hari Tanpa Marah, mendorong siswa untuk mengelola emosi secara positif.
• Jumat Cinta, kegiatan berbagi dan menyemai kebaikan.
• Pohon Kebaikan, media mencatat tindakan-tindakan positif siswa.
• Cerita Pagi, sarana membangun kedekatan guru dan siswa melalui kisah-kisah inspiratif.
Kementerian Agama juga akan menetapkan sejumlah madrasah sebagai madrasah percontohan untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta ini, yang nantinya akan menjadi pusat pembelajaran bagi madrasah lainnya. Pendampingan dan evaluasi rutin akan dilakukan agar pelaksanaan kurikulum ini berjalan sesuai tujuan.
Kepala MAN Tapanuli Selatan dalam penutup arahannya mengajak seluruh guru dan tendik untuk serius mengikuti dan menginternalisasi nilai-nilai Kurikulum Cinta. “Madrasah kita harus menjadi contoh. Bukan hanya mendidik secara akademik, tetapi juga menyentuh hati, membangun karakter, dan menebar kasih,” ucap beliau penuh semangat.
Partisipasi para guru dan tendik terlihat nyata malam itu. Mereka antusias mengikuti siaran langsung, aktif memberikan komentar reflektif di live chat, dan menunjukkan semangat baru dalam menyambut arah kebijakan pendidikan madrasah yang lebih bermakna.
Melalui pesan singkat tersebut, beliau meminta partisipasi aktif dari seluruh warga madrasah untuk menyimak acara tersebut dan mengisi absensi melalui kolom live chat sebagai bukti keikutsertaan. “Ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap pekerjaan dan tanggung jawab kita sebagai pendidik. Kita harus peka terhadap arah kebijakan pendidikan yang sedang dijalankan,” tegas beliau.
Kurikulum Cinta Madrasah adalah sebuah inovasi dari Kementerian Agama RI yang menekankan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan persaudaraan dalam proses pendidikan, terutama di lingkungan madrasah. Kurikulum ini dirancang untuk membentuk generasi yang lebih toleran, inklusif, dan memiliki karakter cinta damai.
Tujuan utama dari Kurikulum Cinta Madrasah antara lain:
• Menanamkan nilai kasih sayang dan toleransi, baik terhadap sesama warga madrasah maupun lintas agama.
• Membangun rasa persaudaraan antarumat beragama dan antarindividu dalam lingkungan sekolah.
• Mengembangkan pendekatan pembelajaran yang humanis, yang menghargai proses, bukan hanya hasil akademik.
• Mencegah penyebaran ajaran kebencian, dengan memperkuat pemahaman keagamaan yang damai dan moderat.
• Menguatkan identitas bangsa, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kebhinekaan.
Kurikulum ini tidak hanya akan diterapkan dalam mata pelajaran keagamaan, namun akan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran dan kegiatan pembinaan karakter siswa. Beberapa program unggulan yang menjadi bagian dari implementasi kurikulum ini antara lain:
• Hari Tanpa Marah, mendorong siswa untuk mengelola emosi secara positif.
• Jumat Cinta, kegiatan berbagi dan menyemai kebaikan.
• Pohon Kebaikan, media mencatat tindakan-tindakan positif siswa.
• Cerita Pagi, sarana membangun kedekatan guru dan siswa melalui kisah-kisah inspiratif.
Kementerian Agama juga akan menetapkan sejumlah madrasah sebagai madrasah percontohan untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta ini, yang nantinya akan menjadi pusat pembelajaran bagi madrasah lainnya. Pendampingan dan evaluasi rutin akan dilakukan agar pelaksanaan kurikulum ini berjalan sesuai tujuan.
Kepala MAN Tapanuli Selatan dalam penutup arahannya mengajak seluruh guru dan tendik untuk serius mengikuti dan menginternalisasi nilai-nilai Kurikulum Cinta. “Madrasah kita harus menjadi contoh. Bukan hanya mendidik secara akademik, tetapi juga menyentuh hati, membangun karakter, dan menebar kasih,” ucap beliau penuh semangat.
Partisipasi para guru dan tendik terlihat nyata malam itu. Mereka antusias mengikuti siaran langsung, aktif memberikan komentar reflektif di live chat, dan menunjukkan semangat baru dalam menyambut arah kebijakan pendidikan madrasah yang lebih bermakna.
Dengan semangat Madrasah
Hebat Bermartabat, seluruh civitas akademika MAN Tapanuli Selatan siap
menjadi pelaksana sekaligus teladan dalam menghidupkan semangat
Kurikulum Cinta — demi lahirnya generasi yang berilmu, berakhlak, dan
berhati penuh kasih.(hen)

