Winda Widya Gaungkan Ekoteologi: Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Berbasis Keimanan di MAN Tapanuli Selatan

Tapanuli Selatan, (Humas) — 8 Oktober 2025, suasana di MAN Tapanuli Selatan tampak berbeda dari biasanya. Setelah pelaksanaan sosialisasi bertema “Ekoteologi: Menanamkan Nilai Cinta Lingkungan Berbasis Keimanan”, semangat baru bergema di lingkungan madrasah. Gagasan inspiratif ini digagas oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK), Winda Widya Sri Fatmala, S.Sos, yang baru saja menyelesaikan pendidikan Latsar CPNS.

Dalam sosialisasinya, Winda Widya mengajak seluruh warga madrasah untuk menghidupkan kembali kepedulian terhadap alam sebagai bagian dari pengamalan nilai-nilai keimanan. Ia menjelaskan bahwa ekoteologi bukan sekadar konsep ilmiah, tetapi juga bentuk spiritualitas yang menempatkan manusia sebagai khalifah di bumi untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam.

Menurutnya, langkah kecil dapat dimulai dari lingkungan sekitar, seperti menanam pohon dan tumbuhan hias di area madrasah. “Kita bisa mulai dari pekarangan sendiri. Menanam satu pohon berarti kita sedang beribadah, karena kita ikut menjaga ciptaan Allah,” ujar Winda penuh semangat di hadapan para guru dan siswa.

Gagasan tersebut sontak menimbulkan antusiasme dan gerakan nyata di kalangan warga madrasah. Keesokan harinya, siswa berbondong-bondong membawa bunga, tanaman hias, dan tanah hitam untuk ditanam di sekitar madrasah. Inisiatif itu disambut baik oleh Kepala MAN Tapanuli Selatan, Juhan Siregar, S.Pd., M.Pd., yang langsung memberikan dukungan berupa fasilitas pot bunga dan area taman khusus untuk penghijauan.

Dalam keterangannya, Kepala Madrasah menyampaikan apresiasinya atas inisiatif tersebut. “Langkah ini sederhana, tapi bermakna besar. Ketika siswa menanam, mereka tidak hanya memperindah lingkungan, tapi juga menanam nilai-nilai keimanan dan tanggung jawab sebagai penjaga bumi,” ujarnya.

Gerakan ekoteologi ini kemudian menular ke guru-guru dan siswa lainnya. Banyak yang ikut serta menghias taman madrasah, menata tanaman, hingga membersihkan lingkungan sekolah. Dalam waktu singkat, halaman MAN Tapanuli Selatan tampak lebih hijau, asri, dan nyaman dipandang.

Selain memperindah lingkungan, kegiatan ini membawa manfaat besar, di antaranya:
    1.    Menumbuhkan kesadaran ekologis berbasis iman, bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
    2.    Menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan asri, yang dapat meningkatkan kenyamanan serta konsentrasi belajar siswa.
    3.    Menanamkan tanggung jawab sosial dan spiritual, agar generasi muda memiliki rasa peduli dan cinta terhadap lingkungan hidup.

Dari gerakan kecil ini, diharapkan akan lahir budaya baru di MAN Tapanuli Selatan — budaya yang ramah lingkungan, berlandaskan nilai religius, dan berkelanjutan.

Menutup kegiatan tersebut, Winda Widya menyampaikan harapannya, “Saya ingin menjadikan madrasah ini sebagai contoh kecil bagaimana iman dan cinta lingkungan bisa berjalan beriringan. Dari madrasah, semoga bisa menular ke rumah, ke masyarakat, dan akhirnya menjadi gerakan bersama untuk menjaga bumi sebagai amanah Allah.”

Kini, taman-taman kecil mulai tumbuh di setiap sudut MAN Tapanuli Selatan, menjadi simbol nyata dari gerakan ekoteologi yang tidak hanya menumbuhkan tanaman, tetapi juga menumbuhkan kesadaran spiritual di hati setiap warga madrasah. (hen)

Similar Posts